by ENCHE TJIN on JULY 10, 2009
Kunci dari mendapatkan foto yang ideal tergantung dari segitiga emas
fotografi. Segitiga emas fotografi adalah bukaan (aperture), kecepatan rana
(shutter speed) dan ISO. Kombinasi dari ketiganya menentukan gelap terangnya
sebuah foto.
BUKAAN / APERTURE / DIAFRAGMA
Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan besar,
akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Selain
merupakan salah satu cara mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan di gunakan
juga untuk mengendalikan kedalaman ruang (depth of field / dof).
Dalam prakteknya, jika Anda berada di lingkungan dimana cahaya sangat
terang, maka kita bisa menutup bukaan sehingga lebih sedikit cahaya masuk ke dalam.
Jika kondisi lingkungan gelap, maka kita bisa membuka bukaan lensa sehingga
hasil akhir menjadi optimal.
Bukaan juga bisa digunakan untuk mengendalikan kedalaman ruang. Bukaan
besar membuat kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek
menjadi kabur. Bukaan kecil membuat kedalaman bidang menjadi besar, akibatnya
semua bidang dalam foto menjadi tajam atau berada dalam fokus.
Hal yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam setting
bukaan adalah terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil berarti
bukaan besar, sedangkan angka besar berarti bukaan kecil. Contoh: f/1, f/1.4,
f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.
Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam
lensa seperti f/3.5-5.6 berarti makimum bukaan bervariasi antara f/3.5 sampai
f/ 5.6.
SHUTTER SPEED
Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk
menyerap cahaya. Semakin lama durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke
kamera dan hasil foto akan bertambah terang.
Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya
berawal dari 1/4000 detik sampai to 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur
dari badan kamera bukan dari lensa.
Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed mempengaruhi
foto dalam dua hal:
1.
Kecepatan rana yang cepat membekukan
(freeze) objek yang bergerak.
2.
Kecepatan rana yang lama menangkap
gerakan (motion) objek secara berkesinambungan.
Dalam praktek, kita mengunakan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan
gerakan subjek yang bergerak, seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya,
kita mengunakan kecepatan rana yang rendah untuk merekam efek gerak, seperti
dalam merekam pergerakan air terjun.
ISO
ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari
angka 50, 80 atau 100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar
lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensivitas terhadap cahaya rendah,
ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.
ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan
kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto
akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan hilang.
Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan, ISO tinggi
seringkali diperlukan.
Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog, ASA
tergantung dari film yang kita pasang di dalam kamera. Namun di jaman sekarang,
ISO bisa diubah sewaktu kita menghendakinya melalui kamera.
Dengan bermain dengan tiga setting dasar kamera, Anda akan bisa membuat
foto Anda menjadi gelap, terang atau sedang. Gelap terangnya hasil akhir dalam
foto tentunya tergantung selera Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar